Ngapain Sih Nulis di Blog?
Big Why
Menulis sudah menjadi hobiku sejak masih sekolah dasar. Hampir semua apa yang di catat di papan tulis, apa yang Bapak Ibu guru bacakan (dalam bahasa jawa dikte) aku menulisnya. Apalagi sejak di rumah punya televisi, ya saat itu televisi masih hitam putih. Dan aku melihat banya film anak kuliah menulis dengan cepat apa yang dijelaskan oleh gurunya. Semakin semangat aku menulis hingga aku belajar menulis tanpa melihat bukuku. Aneh sih. Memang kata temenku aku aneh saat menulis karena tulisanku yang sangat kecil, dan posisi bukuku yang tidak menghadapku melainkan menghadap 90 derajat dari posisiku. Dudukku benar pada posisinya hanya saja aku merasa tanganku terlalu panjang jika menulis posisi lurus, jadi harus miring. Hehe.
Sejak Sekolah Menengah Pertama aku sudah mengerti apa itu buku harian, dan ada kuncinya gitu, aku menulis semua ceritaku disana. Bagaimana aku marah, bagaimana aku sedih dan banyak kisah lainnya. Setelah menulis aku merasa lega. Tapi tidak melulu baik kok, aku pernah menuliskan surat kaleng kepada salah satu temanku yang saat itu tidak aku sukai, ehh setelah sekian banyak drama kok dia jadi sahabatku. Tidak pernah menyesal dengan pengalaman menulis yang salah jalan itu, malah menjadi motivasiku bahwa apa yang aku benci bisa jadi ternyata baik bagiku dan aku bisa berubah mencintainya (bukankah yang membolak-balikan hati adalah Allah). Dari itulah aku mulai mengurangi rasa tidak sukaku kepada orang lain. Takut aku malu sendiri.
Lha kok panjang lebar cerita bagaimana saya suka menulis. Oke, saya lanjut Mengapa saya menulis di blog? Sederhananya saya pengen punya rumah untuk tulisan saya yang masih oretan di dalam buku jurnal. Saya suka sekali cerita panjang lebar sampai luas banget. Bisa gitu cerita disambung-sambungin, sampai susah berhenti apalagi kalau sama temen bisa seharian penuh, bahkan bermalam sampai mau tidur ada aja yang diobrolin. Bukan berarti publik Speaking bagus hanya saja saya demen ngomong hehe susah juga menyembunyikan sesuatu ingin rasa dalam hati ini cerita semua apa yang saya alami. Kalau pertama kenal seperti berasa pamer gak sih?
Tema blog
Ngapain Sih Nulis di Blog?
Itulah kenapa saya mengikuti coaching dari blogspedia ini, besar harapan saya semangat di blog, semangat menulis, percaya diri dan pastinya menemukan tema yang pas untuk tulisan saya yang random ini. Melihat tampilan blog coach Marita simple, tapi dalamnya bisa banyak label gitu, dan pengelompokan inilah yang saya kurang memahami.
Hidup hanya sekali, jangan hanya berdiam diri. Bergeraklah maka Allah juga akan meridhoi langkah kecilmu
Tips Mengolah Waktu
Tips mengolah waktu ala saya yang random mute gini, sepertinya tidak patut di contoh sih, sama seperti yang Mbak Marita sampaikan segala cara, tips bahkan sampai ikutan kelas mengolah waktu kok tetap tidak bisa maksimal ya. Kok saya masih tetap amburadul dalam manajemen waktu, belum menemkan golden momen yang pas untuk menulis secara konsisten. Jatuhnya saya menulisa saat benar-benar tidak ada pekerjaan, dan anak saya tengah bermain di luar. Buruk memang, tapi alhamdulilah saya menikmati ini, sekali mengahadap laptop saya betah mengerjakan banyak hal. Hanya saja saya tidak seperti Mbak Marita yang kadang lupa makan, saya malah demen makan saat kerja. Hehehe nyemil gitu. Full musik juga.
Tapi tenang seambradulnya saya dalam manajemen waktu saya juga ada tips kok untuk itu, mungkin bisa cocok di teman-teman.
Kerjakan prioritas. Kalau saya urusan perut dulu, jangan sampai suami dan keluarga saya kelaparan, lalu kerjaan di sekolah, jangan sampai deadline di sekolah terbengkalai. Jadi, tugas di sekolah full di kerjakan di sekolah, jungkir balik di sekolah harus selesai di sana. Bahkan sering lembur, tahu sendiri emak-emak kalau sudah di rumah banyak urusan domestik, suami, anak, dan printilan lainnya.
Menulis saat suami dan anak tidak ada di rumah atau mereka sedang tidur, karena kalau tidak anak kecil pasti riweh dengan apa yang kita pegang, sedangkan suami pasti ngajak ngobrol, dan melakukan hal-hal lainnya.
Kalau sudah lelah harus segera istirahat, jangan terlalu larut dalam pekerjaan. Ini pernah saya lakukan, terlalu lelah akhirnya sakit dan pekerjaan (baik rumah, sekolah atau deadline lainnya) menjadi terbengkalai. Semakin ekstra melakukannya setelah sembuh, sedangkan suami membantu ala kadarnya dan yang pasti tidak bisa maksimal kecuali pekerjaan rumah yang bisa dia handle. Bagaimana pekerjaan di sekolah dan lainnya.
Jangan lupakan Allah dalam segala hal, ketika Allah menjadi peganganmu, kamu akan ikhlas melakukan apapun yang Allah ridho, enteng banget gitu kalau sudah terbiasa ikhlas dan sabar.
Jadi saya tidak ada manejemen paten, seperti masak jam berapa, olahraga jam berapa, menulis malam, siang atau sore, jalan-jalan sama suami kapan, cuci baju dan jemur kapan, cuci piring langsung atau menunggu banyak, setrika kapan. Hehe belum bisa punya jam paten untuk itu, karena semua mengalir apa adanya, sesuai dengan keadaan. Karena ada banyak hal yang tak terduga lainnya, seperti lemburan, rewang (dalam bahasa indonesia membantu tetangga atau saudara saat hajatan, ini bisa sampai 3 hari tidak di rumah), tetiba anak ngompol harus ada kerjaan ekstra, ada tamu jauh yang harus riweh, dan setiap seminggu sekali mudik ke rumah Ibu, atau suami minta temenin saat majelis sholawat dan banyak hal lainnya. Kalau paten sepertinya sulit, jadi lakukan apa yang kamu suka dan bikin kamu bahagia. Selamat belajar untuk kita semua ya!!
MasyaAllah quote nya Bu guru "Hidup hanya sekali, jangan hanya berdiam diri. Bergeraklah maka Allah juga akan meridhoi langkah kecilmu". Bener banget bergeraklah meskipun pelan, yg penting sudah berusaha... Sukses ya Bu guru ☺️
BalasHapusMasyaAllah quote nya Bu guru "Hidup hanya sekali, jangan hanya berdiam diri. Bergeraklah maka Allah juga akan meridhoi langkah kecilmu". Bener banget bergeraklah meskipun pelan, yg penting sudah berusaha... Sukses ya Bu guru ☺️
BalasHapusMasyaAllah quote nya Bu guru "Hidup hanya sekali, jangan hanya berdiam diri. Bergeraklah maka Allah juga akan meridhoi langkah kecilmu". Bener banget bergeraklah meskipun pelan, yg penting sudah berusaha... Sukses ya Bu guru ☺️
BalasHapusSelamat malam bu guru, masyaAllah sekali artikelnya. Karena aku pernah menjadi guru juga jadi merasakan vibes nya ketika anak-anak punya wadah menuangkan pikirannya lewat tulisannya pasti seru sekali ya bu :D t
BalasHapusSelamat malam bu guru, masyaAllah sangat inspiratif artikelnya. Sebagai mantan guru, aku jadi bisa merasakan vibesnya ketika anak bisa menuangkan pikirannya dalam tulisan pasti akan seru sekali :D
BalasHapusAh aku juga dijaman yang sama. Jaman murid mencatat guru yg mendikte, makasih remindernya untuk selalu mengingat Allah 😊
BalasHapus